Archive for July, 2011

MEMBANGUN AKHLAK HURUF K

July 31, 2011

45. KEBENARAN

 Mencari „Kebenaran“ manusia berpikir, untuk melihat sesuatu keadaan yang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Atau dengan kata lain disebut juga dengan kejujuran atau ketulusan hati.

Sejalan dengan pikiran diatas, maka begitu banyak dalam surat dan ayat yang mengungkapkan makna „Kebenaran“  oleh karena itu baca dan renungkan dalam kemampuan kita mengangkat kekuatan berpikir dari yang tidak tahu menjadi tahu seperti yang terungkap dibawah ini :

QS. 2 : 22“ Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui., 23, 25, 146, 147, 160, 176, 186,209, 211, 213

QS. 3: 17(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta`at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur., 183

QS.4 : 9“ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yangbenar.,37,49,51,59,83,87,105,122,135,155,167,171

QS. 5 : 53“ Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi., 58, 59, 69, 75, 77, 113, 119

QS. 6 : 30“ Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab: “Sungguh benar, demi Tuhan kami”. Berfirman Allah: “Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari (nya)”.,40,66, 73,79,119,146,151

QS. 7 : 33“ Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”.,70,106, 118,146,169,187

QS.  8 : 1“ Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: “Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman”.,7,32

QS. 9 : 13“ Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama kali memulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. ,29,33,43,111

QS. 10 : 4“ Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka. ,38,48,53, 55,60,81,84

QS. 11 : 17“ Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang mempunyai bukti yang nyata (Al Qur’an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Qur’an itu telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Qur’an. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Qur’an itu. Sesungguhnya (Al Qur’an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. ,32,41,45,72, 91,97

QS. 12 : 61“ Mereka berkata: “Kami akan membujuk ayahnya untuk membawanya (ke mari) dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya”.

QS. 13 : 1“ Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur’an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). ,6,14, 17,19

QS. 14 : 22“ Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.

QS. 15 : 55“ Mereka menjawab: “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa”.

QS. 16 : 102“ Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

QS. 17 : 33“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.    ,35,53,80,81,84,98

QS. 18 : 13“ Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk;   ,14,21,24,29

QS. 19 :34“ Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.

QS. 23 : 70“ Atau (apakah patut) mereka berkata: “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila.” Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran.  ,71,90

 QS. 25 : 44“ atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).   ,71

QS. 27 : 14“ Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.   ,33,64,79

QS. 28 : 48“ Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata: “Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?”. Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata: “Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu”. Dan mereka (juga) berkata: “Sesungguhnya Kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu’.  ,53,75

QS. 29 : 67“ Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?

QS. 30 : 8“ Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.

QS. 32 : 3“ Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: “Dia Muhammad mengada-adakannya”. Sebenarnya Al Qur’an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.

QS. 33 : 8“ agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.  ,–24

QS. 34 : 20“ Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman.    , 24,43,48,49

QS. 35 : 24“ Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.   ,31

QS. 37 : 37“ Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).   , 52,106

QS. 38 : 84“ Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan”.  ,88

QS. 39 : 33“ Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.,41

QS. 40 : 5“  Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa (pedihnya) azab-Ku? ,25

QS.41 : 53“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?

QS. 42 : 17“  Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?, 18,24

QS. 43 : 30“ Dan tatkala kebenaran (Al Qur’an) itu datang kepada mereka, mereka berkata: “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya”. ,78

QS. 46 : 3“ Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka. ,7

QS, 49 : 15“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. ,17

QS. 50 : 5“ Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau.

QS. 53 : 28“ Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.

QS. 57 : 16“ Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. ,18″

QS. 69 : 51“ Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar kebenaran yang diyakini.

QS. 75 : 31“ Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur’an) dan tidak mau mengerjakan shalat,

QS 77 : 3“ dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya,

QS. 86 : 13” sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil, ,14

QS. 96 : 11” bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,

QS.103 : 3” kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Dari surat dan ayat yang diungkapkan diatas, tidak seluruh ayat2, walaupun dikemukakan tapi tidak dibentangkan atau dikutip disini karena saya percaya anda dapat membaca dan menemukannya.

Jadi disini yang perlu diingat kepada kita, bahwa apa yang kita ungkapkan diatas untuk mencari petunjuk dalam mengungkap daya kemauan yang kuat dalam mengungkit kebiasaan berpikir dalam proses mencari apa yang disebut dengan “Kebenaran” itu.

Dengan mendalami apa-apa yang terungkap dalam surat2 dan ayat2 diatas, dapat menjadikan satu kekuatan dalam kemungkinan pikiran untuk membayangkan sesuatu seperti uang dan harta boleh datang dan pergi dari kita asal saja harga diri dan kemanusiaan tidak meninggalkan kita.

KESIMPULAN

Dengan memperhatikan hal-hal yang terungkap diatas, maka dalam kebiasaan pikiran harus mampu menuntun kita dalam mewujudkan kebenaran sebagai sesuatu yang sangat kita dambakan dalam hidup ini.

Jadi ingatlah bahwa Kebenaran akan selalu menang seperti yang terungkap dalam surat dan ayat sbb.:

QS. 34 : 49” Katakanlah: “Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi”.

Oleh karena itu, bangunkan suatu kekuatn kebiasaan pikiran untuk mewujudkan, apa yang disebut dengan Keharusan menjaga kebenaran, seperti yang tertuang dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 4 : 105” Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,

Sejalan dengan pikiran diatas, maka ingatlah bahwa suatu „Kebenaran itu bersumber dari Allah“ seperti yang terungkap dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS.2 : 147“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.

QS. 3 : 60“ (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

QS.10 : 94“ Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

QS. 28 : 75“ Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.

Bertolak dari pikiran sebelumnya bahwa wujud dari Kebenaran akan dikikokohkan Allah seperti yang terungkap dalam :

QS.10 : 82“ Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai (nya).

Dengan demikian, dalam berpikir perlu pula untuk diingat dalam kebiasaan untuk melepaskan diri Bila kebenaran tunduk pada hawa nafsu orang kafir seperti yang terungkap dalam :

QS. 23 : 71“ Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.

Jadi dalam hidup ini jangan sekali-kali berpikir kedalam apa yang disebut untuk Membelakangi kebenaran, maka ingatlah seperti yang terungkap dalam

QS.3 : 23“ Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran).

Ingatlah selalu dalam hidup ini bahwa jangan ikuti dalam kebiasaan pikiranmu untuk mendorong kedalam apa yang disebut dengan kebiasaan   Mencampuradukkan kebenaran dan kebathilan, maka renungkan apa yang terungkap dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS.2 : 42“ Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.

QS.3 : 71“ Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?

Oleh karena itu, dalam berfikir, berbicara dan berbuat hendaklah kita memperhatikan kepentingan orang lain, sehingga janganlah Mendustakan kebenaran seperti yang dingatkan dalam

QS. 50 : 5“ Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau.

Dengan daya kemauan yang kuat serta ditopang oleh kekuatan niat untuk meluruskan kemampuan dalam berpikir, maka ingatlah bahwa Bila datang kebenaran yang bathil pun lenyap seperti yang terungkap dalam :

QS. 17 : 81“ Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.

QS. 21 : 18” Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).

QS. 34 : 49” Katakanlah: “Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi”.

Sejalan dengan apa yang kita pikirkan diatas maka Bukti / jaminan kebenaran AlQur’an telah mengingatkan kepada manusia untuk berpikir dalam mewujudkan kebenaran sebagai suatu kebutuhan dalam hidup. Jadi kuatkan pikiran untuk meningkatkan kekuatan keyakinan dengan memperhatikan surat dan ayat dibawah ini :

QS.3 : 61“ Siapa yang membantahmu tentang kisah `Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la`nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.

QS.4 : 82“ Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an? Kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

QS. 6 : 91” Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya dikala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui (nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Qur’an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.

QS. 7 : 203” Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Qur’an kepada mereka, mereka berkata: “Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al Qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

QS.10 : 15” Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: “Datangkanlah Al Qur’an yang lain dari ini atau gantilah dia”. Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”.  -16, 37-39, 94

QS. 20 : 4“ yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.  -6

QS. 22 : 54“ dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

QS. 26 : 196” Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu.  –

197” Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?

QS. 38 : 88” Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Qur’an setelah beberapa waktu lagi.

QS.41 : 53” Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?

QS. 46 : 10” Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.

QS. 69 : 38“ Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.  –47“ Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.

Bertolak dari kebiasaan dalam membangun suatu kekuatan pikiran, maka dalam melaksanakan Perintah menegakkan kebenaran adalah jalan hidup yang harus kita tempuh yang sejalan dengan ungkapan dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 5 : 8“ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dengan berpegang teguh untuk menegakkan kebenaran sebagai satu kekuatan kebiasaan pikiran dalam menghadapi Kebanyakan Kafir membenci kebenaran, maka kuatkan daya kemauan dalam menuntun sikap yang terpuji, oleh karena baca dan renungkan apa-apa yang terungkap dalam surat dan ayat diobawah ini :

QS. 23 : 70“ Atau (apakah patut) mereka berkata: “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila.” Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran.

QS. 43 : 78“ Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.

Bangunkan kebiasaan pikiran dalam mengungkit daya ingat agar kita selalu sadar dalam sikap bahwa Sangkaan tidak mengandung kebenaran haruslah dapat secara sadar dapat dihilangkan dalam pikiran. Ingatlah apa-apa yang diungkapkan dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 53 : 28“ Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.

Sejalan dengan kekuatan keinganan dalam usaha menemukan jatidiri agar kita selalu dekat dengan kebesaran Allah Swt., maka bila  Yang tidak mampu mendengar kebenaran berarti yang bersangkutan belum dapat menerima suatu kenyataan bahwa tidak ada arti keimanan kalau tidak ada beramal dan tidak ada pula arti beramal kalau tidak dengan ikhlas.

Oleh karena itu bangkitkan kekuatan ingatan dengan memahami apa-apa yang terungkap dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 11 : 20“ Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat (nya).

QS. 18 : 29” Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah paling jelek.

QS. 103 : 2” Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

-3”kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Jadi tingkatkan daya kemauan yang kuat dengan suatu landasan niat yang kokok untuk mengungkit kekuatan daya ingat dalam usaha-usaha mewujudkan kebenaran seperti apa yang terungkap diatas dalam usaha mencari jatidiri agar kita selalu dekat dengan Allah Swt.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MEMBANGUN AKHLAK / MORAL HURUF K

July 31, 2011

41. KEJUJURAN

Kata „kejujuran“ berarti ketulusan dan kelurusan yang menjadikan benih hati yang suci, oleh karena itu hakekat dari kejujuran adalah menyatakan keimanan yang terkait dengan sikap dan perilaku yang digerakkan dengan keikhlasan.

Jadi dari pikiran itu menggambarkan watak orang keislaman menjadi dua, apa yang disebut dengan mukmin dan atau orang munafik.

Untuk mengingatkan  kita dalam perjalanan hidup ini, agar kita dalam bersikap dan berperilaku digerakkan oleh kekuatan kebiasaan pikiran yang psositif, maka makna „Kejujuran“ haruslah ditanam dalam diri kita, menjadi daya kemauan yang kuat yang didukung oleh kakeuatan kemampuan kita menyimak surat2 dan ayat2 sebagai pengungkit ingatan kita yaitu :

QS. 2 : 177“ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

QS. 3 : 75“ Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu Dinar, tidak dikembalikannya padamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.

 -76“ (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.

QS. 6 : 152“ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,

QS. 7 : 85“ Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu`aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya.

Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman”.

QS. 8 : 27“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

QS. 11 : 85“ Dan Syu`aib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.

QS. 17 : 34“ Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa`at) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.

 -35“ Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

QS. 26 : 181“ Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan; -183“ Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;

QS. 30 : 38“ Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung.

QS. 55 : 7“ Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).  -9“ Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.

QS. 83 : 1“ Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,  -3“ dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

Jadi bila kita baca dan kita renungkan apa yang diperintahkan seperti yang terungkap dalam suart dan ayat diatas, apakah tidak tergerakkan oleh pikiran untuk mengungkapkan kemampuan berpikir dalam mencari kebenaran, maka disitu terletak keimanan yang diikuti oleh kejujuran.

KESIMPULAN

Dengan mengungkapkan kata „Kejujuran“ dalam usaha membentuk sikap dan perilaku, maka mereka berkata „Katakanlah kepada orang yang tidak mau bersikap jujur, janganlah engkau mengikutiku“

Pikiran tersebut juga berarti mengingatkan kita bahwa „Kejujuran adalah pedang Allah di atas bumi ini, dan pedang itu tidak akan diletakkan di atas sesuatu kecuali ia akan memotongnya“

Jadi dengan „Kejujuranlah“ kita mampu mengungkankan suatu „Kebenaran“ artinya jangan takut untuk mencapai kebenaran, karena tidak ada badai ang berumur seribu tahun. Kebenaran adalah peluang yang paling tajam. Kebenaran tidak dapat digoyang oleh gempa dan tidak dapat dilamun oleh banjir.

Sejalan dengan pikiran itu ingatlah perintah yang tertuang dalam surat dan ayat QS. 82 : 13“ Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh keni’matan, –14“dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

 

42. KEBERSIHAN

Kata „Kebersihan“ disini mengandung arti kesucian, kemurnian. Dalam hal ini dikaitkan dengan keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal, atau pengetahuan manusia dianggap tidak mngandung noda atau kotoran.

Sejalan dengan pikiran diatas, kita dapat membayangkan bahwa seperti halnya dalam keyakinan adalah sesuatu yang misterius yang mengubah orang biasa menjadi orang terkemuka karena disitu terletak apa yang disebut dengan kebersihan jiwa

Oleh karena itu bangkitkan kekuatan memikirkan kemungkinan dalam mendayagunakan kemauan yang kuat untuk memikirkan masalah kebersihan jiwa. Sejalan dengan pikiran itu cobalah baca dan renungkan apa-apa yang trungkap dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 22 : 29“ Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).

QS. 48 : 27“ Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.

QS. 74 : 1“ Hai orang yang berkemul (berselimut), –2“ bangunlah, lalu berilah peringatan! -3“ dan Tuhanmu agungkanlah, -4“ dan pakaianmu bersihkanlah,

KESIMPULAN

Bertolak dari kekuatan pemikiran yang kita ungkapkan diatas, serta mendalami apa yang diungkapkan dalam surat dan ayat yang mampu memberiakan kekuatan dalam kebiasaan pikiran untuk mewujudkan makna „Kebersihan“ dalam pandangan bathin kita, maka jangan pernah lupa selalu ada cahaya di belakang semua bayang – bayang dalam kemungkinan pikiran.

Sering kita katakan bahwa „hidup anda dibentuk oleh pikiran anda sendiri“, oleh karena itu bayangkan dalam kebiasaan kita berpikir untuk terus membangun kebiasaan dalam „kebersihan jiwa“ maka disitu terletak kekuatan kasih yang mampu menyucikan keberhasilan menemukan diri kita sendiri, dengan begitu kita akan dekat dengan Allah Swt.

 

43. KHUSUK

Kata „KhusuK’ dalam kebiasaan pikiran untuk bisa kita mengungkapkan tujuan yang berlandaskan niat yang kuat maka biasa kita mengungkapkan bahwa „percaya terhadap kekuatan Tuhan untuk memberikan impian baru, itu berarti kita secara khusu’ untuk mengungkapkan dalam pikiran kita bahwa tidak menggunakan akal semakin sempit hidupnya.

Oleh karena itu, pikiran kita haruslah mampu menumbuh kembangkan kekuatan Khusu’ dalam berpikir, maka disitu akan terletak apa yang kita mimpikannya, kita dapat melakukan dengan memanfaatkan unsur jiwa sebagai pegerak berupa kesadaran, kecrdasan dan akal yang menuntun sikap dan perilaku kita.

Sejalan dengan pikiran diatas, baca dan renungkan ungkapan surat dan ayat dibawah ini :

QS. 3 : 17“ (yaitu) orang-orang yang sabar, yang Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.

QS. 17 : 106“ Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.

 -109“ Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu`.

QS. 2 : 46“ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

QS. 21 : 90“ Maka Kami memperkenankan do`anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami.

QS. 33 : 35“ Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

KESIMPULAN

Yang menjadi masalah dalam kehidupan ini, mampukah kita membangun daya kemauan yang kuat untuk dapat membangun kebiasaan dalam kekuatan pikiran untuk mewujudkan pikiran „Khusu’“ dalam sikap dan perilaku supaya kita khusu’ mengingat Allah seperti yang tertuang dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 57 : 16“ Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.

Surat dan ayat tersebut memberikan peringatan khusu’ mengingat Allah untuk menjadikan suatu kebutuhan dalam hidup , oleh karena itu kuatkan niat untuk tumbuh dalam kebiasaan pikiran agar kebiasaan khusu’ agar kita terlepas dari pikiran yang terkait dengan adanya kekuatan jahanam bagi yang tidak menggunakan akal seperti yang termuat dalam

QS. 7 : 179“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Jadi dengan surat dan ayat tersebut, mampu mengungkit daya ingat agar kita selalu mempergunakan unsur jiwa sebagai alat pikir (kesadaran, kecerdasan, akal) menjadi satu kekuatan untuk menumbuhkan kekuatan „khusu’“ dalam berpikir.

 

44. KESAKSIAN (syahadat)

Bertolak dari keyakinan, menyerah dengan sebulat hati artinya segala perintah dan hukumnya aku taati ; suruhnya aku kerjakan, laranganNya aku hentikan, dengan segenap kerelaan. Inilah Islam.

Sejalan dengan pikiran diatas, maka makna„Kesaksian (syahadat) ialah pengakuan dan penyaksian dengan sebenarnya baik secara lahir maupun batin.

Untuk melaksanakan Rukun „Syahadat“ didalamnya terdapat 1) Menetapkan dzat Allah Ta’ala (berdiri dengan sendirinya) ; 2) Menetapkan sifat Allah Ta’ala (berkuasa) ; 3) Menetapkan af’al Allah Ta’ala (berbuat dengan sekehendaknya) ; 4) Menetapkan kebenaran Rasulullah saw.

Barapakah Syarat kesempurnaan syahadat itu yaitu 1) Memahami maksud syahadat ; 2) Diikrar dengan lidah yakni dibaca dari permulaan hingga akhirnya ; 3) Meyakini dalam hati, yakni tidak ragu lagi ; 4) Diamalkan dengan anggota badan yaitu hati dan perbuatan wajib menolak segala sesuatu yang menyalahi arti atau maksud dua kalimat syahadat itu.

Adapun yang dapat  Merusak syahadat yaitu 1) Menyekutukan (menduakan) Allah ; 2) Ragu akan adanya Allah ; 3) Menyangkal dirinya diciptakan oleh Allah ; 4) Menyangkal bahwa peredaran alam semesta ini diatur oleh Allah Ta’ala.

Nama Syahadat, ada 1) Syahadat Tauhid yaitu Asyhadu an laa ilaaha illallah artinya Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah ; 2) Syahadat Rasul yaitu Waasyhadu anna Muhammadan Rasuulallaah artinya saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad ituutusan Allah.

Untuk meningkatkan pengamalan „Kesaksian (Syahadat) maka baca dan renungkan apa yang terungkap dalam surat2 dan ayat2 dibawah ini, sebagai suatu kekuatan untuk mendorong daya kemauan yang kuat kedalam kekuatan kebiasaan pikiran dalam perjalanan hidup yaitu

QS. 2 : 181“ Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

QS. 2 : 282“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah mu`amalahmu itu), kecuali jika mu`amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

-283“ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

QS. 4 : 135“ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.

QS. 5 : 8“ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena

Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

QS. 25 : 72“ Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.

QS. 70 : 33“ Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.

QS. 70 : 35“ Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.

Jadi dengan mendalami apa-apa yang terungkap dalam surat dan ayat diatas diharapkan menjadi penuntun dalam IBADAH yang sejalan dengan keyakinan kita dalam usaha untuk mengamalkan makna kesaksian (syahadat).

KESIMPULAN

Bertolak dari apa-apa yang telah kita utarakan pada bagian terdahulu mengingatkan kedalam pikiran kita bahwa syarat pertama diterimanya ibadah adalah ikhlas, mencari rdho Allah karena kita telah bersyadahat taudit. Ingatlah ungkapan dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 98 : 5 „Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Syarat kedua diterimanya ibadah adalah mutaba’ah, mengikuti contoh Rasulullah karena kita telah bersyahadat rasul, untuk itu ngatlah selalu surat dan ayat dibawah ini :

QS. 3 : 31“ Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

QS. 33 : 21“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MEMBANGUN AKHLAK / MORAL HURUF K

July 30, 2011

35. KASIH SAYANG

 Kasih sayang mengandung arti belas kasihan yang mencirminkan sikap dan perilaku yang terpuji dalam hubungan dengan manusia dan atau Allah Swt.

Oleh karena itu, jadikanah satu kekuatan dengan usaha menanamkan „kasih sayang“ dalam diri kita berarti juga membuka mata hati untuk berbuat baik.

Sejalan dengan pikiran diatas, maka untuk mendorong satu kekuatan pikiran menjadi kebiasaan dalam hidup, bacalah dan renungkan dalam pikiran kita yang diajarkan dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 4 : 73“ Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: “Wahai, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)”.

QS. 6 : 12“ Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah”. Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.,

– 54“ Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

QS. 18 : 81“ Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).

QS. 19 : 96“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

QS. 20 : 39“ Yaitu: ‘Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir`aun) musuh-Ku dan musuhnya’. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.

QS. 29 : 25“ Dan berkata Ibrahim: “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela`nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun.

QS. 30 : 21“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

QS. 42 : 23“ Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

QS. 48 : 29“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

QS. 57 : 27“ Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.

QS. 58 : 22“ Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.

QS. 60 : 7“ Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

QS. 90 : 17“ Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

Apa yang dapat kita petik dari ungkapan surat dan ayat diatas, adalah satu kekuatan yang mampu mendorong kedalam pemikiran dan pengaruhnya terhadap mentalitas kita dari satu sisi dan disisi lain memberikan pengaruh pikiran terhadap perasaan.

Dengan membangun kekuatan kebiasaan yang kita tumbuhkan dalam perjalanan hidup, maka ia akan memberikan satu kekuatan pengaruh pikiran terhadap jatidiri kita.

KESIMPULAN

Dengan menanamkan perasaan „kasih sayang“ yang mampu menggugah jalan pikiran yang membentuk jatidiri, maka kita akan selalu mampu mengungkit daya ingat kedalam pikiran bahwa keimanan membawa manusia bersih hatinya, jinak jiwanya, berbicara lembah lembut, hidup sabar, pemaaf dan baik sangka.

Dengan mengungkapkan pikiran diatas, berarti pula kita mampu memperkuat daya kemauan yang kuat kedalam kebiasaan berpikir untuk mengingatkan bahwa „Rasa kasih sayang bakal ditanamkan para orang-orang beriman dan beramal shaleh“ seperti yang terungkap daam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 19 : 96“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

QS. 90 : 12“ Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? -17“ Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

36. KESEPAKATAN

Kesepakatan mengandung arti ada pihak-pihak yang membuat janji yang diucapkankannya. Bila kekuatan kesepakatan yang diucapkankan dengan lidah berarti peran manusia dengan membuat janji yang diucapkannya berarti ia sadar sepenuhnya bukan saja dalam hubungan dengan manusia tetapi ia juga tunduk keberadaan Allah Swt dalam hidupnya.

Sejalan dengan pikiran yang kita ungkapkan diatas, maka untuk membangun kekuatan ingatan, simaklah surat dan ayat dibawah ini :

QS. 4 : 114“ Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kannya“

Sejalan dengan kekuatan yang menggerakkan janji yang diucapkan dengan lidah, dan mewujudkan apa yang dijanjikannya, maka disitu terletak „kesepakatan“ dalam kebiasaan yang didukung oleh landasan niat berarti secara sadar apa yang diucapkannya.

Dengan pikiran diatas, ingatlah ungkapan seperti „hakikat buta bukanlah buta mata, tetapi buta hati“, oleh karena itu ingatlah mana kekuatan „kesepakatan“ yang diucapkan dengan selalu mengungkit daya ingat yang terkait dengan potensi hidup dalam usaha kita mencapai wujud dari ungkapan seperti „ingatlah kita kepada kematian adalah suatu cemeti untuk memperbaiki kelakuan kita dan cinta pada orang miskin“

KESIMPULAN

Membuat „kesepakatan“ mudah diutarakan dalam janji, tapi sulit untuk mewujudkan, sebaliknya dengan pikiran yang ditopang dengan niat, maka disitu terlatak rasa takut dengan Tuhan karena Allah Swt selalu melihat kita.

Oleh karena itu, ingatlah bahwa „Lisan melalui lidah adalah nikmat dalam pengawasan“ artinya ungkitkan kebiasaan pikiran kita menjadi daya kemauan yang kuat sebagai pandandangan disatu sisi sbb. :

QS. 50 : 18“ Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

Dan disisi lain ubahlah kebiasaan pikiran kedalam daya kemauan yang kuat untuk „Menjauhi banyak berdalih dan banyak bicara“, untuk menemukan jati diri, oleh karena itu ungkitkan daya ingat kita kedalam surat dan ayat dibawah ini : QS. 4 : 114“ Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

Bertolak dari pemahaman kita dari surat dan ayat diatas, cobalah untuk meletakkan landasan yang kuat kedalam kebiasaan pikiran bahwa pengaruh pikiran terhadap hasil pencapaian dalam usaha merubah kebiasaan yang buruk.

37. KEADILAN

Keadilan menggambarkan sifat yang adil. Begitu mudah diucapkan kata “Keadilan”, tapi kehidupan kita shari-hari tidaklah berarti buah pemikiran itu menjadi kenyataan.

Sedangkan manusia memeliki kesadaran, tapi sayang kesadaran itu tumbuh dan berkembang dalam pikiran inderawi, jadi makna keadilan baginya hanyalah sebatas di lidahnya saja.

Oleh karena itu, untuk menumbuh kembangkan kedalam daya kemauan yang kuat merupakan kebutuhan untuk setiap pemain peran dalam masyarakat bahwa kata “Keadilan” menjadi sarana untuk mengingatkan bahwa pemikiran tersebut dapat menuntun manusia kedalam pengaruh mentalitas.

Untuk itu, renungkanlah ungkapan surat2 dan ayat2 dibawah ini menjadi penuntun dalam bersikap dan berperilaku sebagai berikut :

QS. 6 : 152“ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,

QS. 7 : 29“ Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta`atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya)”.

QS. 49 : 9“ Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

QS. 60 : 8“ Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Yang menjadi pertanyaan kita mengapa ungkapan surat dan ayat diatas tidak menjadi daya dorong manusia untuk mengamalkan dalam menjalankan perannya dalam hidup ini, karena ia tidak merasakan pengaruh pikiran terhadap perasaannya.

KESIMPULAN

Bermula dari tidak adanya kemauan yang kuat untuk mendorong kebiasaan pikiran yang mampu menjadi penuntun hidup, maka manusia sangat sulit mendapat inspirasi dalam pikiran seperti memahami makna „kesenangan hati dan ketenteraman jiwa lebih berharga dari kesenangan pangkat dan kekayaan“

Sejalan dengan pikiran itu, cobalah renungkan ungkapan dalam surat dan ayat mengenai apa yang disebut dengan „Perintah bertindak adil“ yang dimuat dalam :

QS. 4 : 135“ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.

QS. 5 : 8“ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

QS. 6 : 152“ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,

QS. 7 : 29“ Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta`atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya)”

QS. 16 :90“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Belajar dari surat dan ayat diatas mengenai „perintah bertindak adil, disatu sisi dan disisi lain ingat pula bahwa „Pelaku keadilan dicintai Allah“ seperti yang termuat dalam surat dan ayat : QS. 60 : 8“ Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil“.

Jadi ingatlah ungkapan bahwa“kelebihan burung adlah sayap. Kelebihan gajah adalah kekuatan dan kelebihan manusia adalah akal.

38. KESIAPSIAGAAN

Kata „kesiapsiagaan“ mengandung arti dalam kehidupan kita sadari sepenuhnya, hidup kita hari ini adalah bentuk dari pikiran kita sendiri. Oleh karena itu masa yang kita miliki adalah hari ini, jadi kuatkan pengaruh pikiran terhadap tindakan dalam sikap dan perilaku, maka disitu terletak peluang untuk memikirkan kesiapan hidup ini untuk dunia dan akhirat.

Sejalan dengan pikiran diatas baca dan renungkan makna yang terungkap dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 3 : 200“ Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.

Jadi dengan petunjuk ungkapan diatas, berarti kita harus mampu mengungkit daya ingat agar terbentuk satu usaha membangun kebiasaan pikiran yang mampu menjadi kekuatan untuk mempengaruhi pikiran dalam tindakan.

KESIMPULAN

Wujud sikap dan perilaku kedalam „Kesiapsiagaan“ ada-lah satu kekuatan kebiasaan dalam pikiran dalam usaha menemukan jatidiri agar kita dapat melepaskan diri dari rasa cemas menghadapi tantangan hidup di dunia dalam kesiapsiapan menunju perjalanan hidup abadi.

Bertolak dari pikiran diatas, maka ingatlah satu ungkapan seperti „kesehatan itu adalah sebagai mahkota di atas kepala orang-orang yang sehat, akan tetapi tiadalah yang dapat melihat mahkota itu selainorang-orang yang sakit. Tubuh yang sehat menyenangkan hati, hati yang senang mnyehatkan tubuh, pikiran yang terang terletak pada tubuh yang sehat.

Dengan demikian bangkitkan daya kemauan yang kuat untuk membentuk kebiasaan dalam pikiran untuk kuat menumbuh kembangkan dalam pikiran agar kita selalu mengungkit daya ingat mengenai „kesiapsiapan“ dalam mengikuti peta perjalanan hidup yang sejalan dengan kemampuan memahami dunia karena jangan tertipu pada yang tampak.

 

39. KETENANGAN HATI DAN KEBENARAN NIAT

 Kata hati dan niat merupakan dua kata yang memiliki nilai yang saling bergantung satu sama lain seperti halnya kita mengungkapkan bahwa „hati jantung manusia itu manakala habis dan kering kasih sayang, dia merupakan kaca pecah yang tidak mungkin dipertautkan kembali“ artinya kekuatan dalam ketenangan hati dan kebenaran niat menjadi pondasi dalam mewujudkan keinginan yang ditopang kemampuan dari penguasaan ilmu sebagai informasi dan pengetahuan sebagai keterampilan yang mampu mendorong dalam proses berpikir.

Sejalan dengan pikiran diatas, ingatlah bahwa kekuatan terbesar yang menggerakkan roda kehidupan dan memotivasi manusia berasal dari dorongan yang sumbernya berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, oleh karena itu renungkan surat dan aya dibawah ini :

 QS. 33 : 70” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar“,

-71”niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar“.

KESIMPULAN

Dengan membangun „Ketenangan hati“ dari satu sisi dan disisi lain kita myadari sepenuhnya diperlukan pula untuk menempatkan dengan „Kebenaran niat“ sebagai dua kekuatan untuk mengingatkan manusia ke jalan yang benar.

Jadi manusia ke jalan yang benar berarti menyadari untuk memanfaatkan OTAK dari pandangan bathin yang mampu mengelola (O)rang, (T)awakal, (A)manah, (K)erja dalam satu kekuatan pikiran menjadi satu daya kemauan yang kuat dalam menjadi orang yang memiliki tujuan sebagai orang yang berlomba dalam kebaikan.

 

40. KEPENTINGAN (mendahulukan)

Pertama apa yang terpikirkan dalam mewujudkan makna “Kepentingan” dalam perjalanan hidup ini. Dalam hal ini maka terpikirkan hal-hal yang terkait dengan 1) Memahami makna rezeki merupakan persoalan yang sangat penting dan mendasar karena rezeki sangat erat kaitannya dengan kekayaan dan harta benda ; 2) Memahami masalah kesehatan dan umur.

Dengan memperhatikan pikiran diatas, maka untuk dapat mengamalkan makna “Kepentingan” kedalam jalan yang benar, maka cobalah baca dan renungkan kembali ungkapan dalam surat dan ayat dibawah ini :

 QS. 2 : 219” Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,

QS. 2 : 237“ Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu mema`afkan atau dima`afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pema`afan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.

QS. 16 : 126“ Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

QS. 28 : 54“ Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.

KESIMPULAN

Kita dapat membayangkan bahwa „kejahatan dan dosa itu mengotorkan jiwa dan manghalangi masuknya keimanan dalam hati karena jiwa itu telah kotor dan berkarat“, oleh karena itu tempatkanlah „kepentingan“ dalam mewujudkan apa yang kita inginkan dengan niat yang benar artinya kita mendahulukan sesuai dengan perintah yang diajarkan.

Jadi dengan membaca dan merenungkan kmbali surat dan yang yang diungkapkan diatas diharapkan menjadi pengetuk jiwa dalam perjalanan hidup ini, dalam kita menyelesaikan rezeki, sakit dan umur semuanya berada di tangan Allah Swt.

Dengan menyadari apa yang kita ungkapkan dalam kata „Kepentingan“ (mendahulukan) untuk mengingatkan kedalam kbiasaan pikran kita bahwa „kebahagian yang sejati tak pernah kelihatan oleh sesuatu mata, kebahagian yang sejati itu berdiam pada barang yang tak tampak.

 

 

MEMBANGUN AKHLAK / MORAL HURUF K

July 30, 2011

 

32. KESEMPURNAAN DAN KEBAJIKAN

Kesempurnaan berarti mengungkapkan suatu gambaran perihal yang bersifat sempurna dalam bersikap dan berperilaku. Gambaran tersebut akan mendukung wujud dari pada kebajikan yang ditunjukkan oleh peran yang dimainkan manusia dalam hidup ini.

Oleh karena itu, cobalah renungkan dalam pikiran yang disadari maupun yang tidak atas ungkapan dalam surat2 dan ayat2 dibawah ini :

QS. 2 : 83” Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

QS.  2 : 177” Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

-261” Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

-263” Perkataan yang baik dan pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

QS. 3 : 15” Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

QS. 3 : 17” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta`at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.

QS. 4 : 36” Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baikla kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

QS.  4: 114” Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

QS. 5 : 32” Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.

QS. 33 : 58” Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

QS. 49 : 11” Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

– 12” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

QS. 70 : 24” dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, -25” bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),

QS. 74 : 44” dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,

QS. 90 : 12” Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?

 -17” Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

QS. 92 : 17” Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, – 21” Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.

QS. 107 : 1” Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? -3”dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

QS. 108 : 3” Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

QS. 112 : 1” Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, -2”Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dengan merenung dan memahami apa yang terungkap dalam surat2 dan ayat2 diatas, maka kekuatan pikiran haruslah mampu menuntun apa yang dipikirkan dengan hal-hal yang terkait dengan :

  • Bani Israil mengingkari janjinya dengan Allah.
  • Pokok-pokok kebajikan
  • Nafkahkan harta di jalan Allah
  • Ancaman Allah kepada orang2 kafir dan pengaruh harta benda duniawi
  • Kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama manusia.
  • Keharusan adil dan tidak memihak dalam menetapkan sesuatu hukum
  • Kisah pembunuhan pertama dan besarnya malapetaka  akibat pembunuhan.
  • Adab dan sopan santun dalam rumah tangga Nabi S.A.W.
  • Larangan memperolak-olokkan , banyak prasangka dan lain-lain
  • Ajaran islam untuk mengatasi sifat-sifat yang jelak pada manusia

Jadi dengan mengingat dan merenungkan apa-apa yang terungkap diatas, maka kebiasaan pikiran yang kuat akan menuntun kedalam benih jiwa yang disebut dengan “kesempurnaan dan kebajikan” sesuatu yang mutlak untuk ditanamkan dalam diri manusia.

KESIMPULAN

Mengungkit “Kesempurnaan dan Kebajikan” dalam kebiasaan pikiran akan menuntun sikap dan perlaku dalam menjalani hidup ini.

Kebiasaan itu akan tumbuh sejalan dengan kemampuan kita mampu mendalami hal-hal yang terungkap dalam surat dan ayat tersebut diatas.

Dengan demikian mengungkit ingatan dalam daya kemauan yang kuat akan dapat memotivasi diri dengan landasan pemahaman atas apa-apa yang telah terungkap diatas menjadi daya dorong yang kuat agar dapat menjadi benih-benih jiwa yang mendorong dalam proes pikiran-pikiran yang positif.

33. KEHORMATAN / KESUCIAN DIRI

Kata „Kehormatan“ mengandung arti kemulian yang dikaitkan harga diri manusia atau dengan kata lain juga disebut dengan „Kesucian diri“.

Sejalan dengan pikiran diatas, cobalah renungkan surat dan ayat dibawah ini :

QS. 4 : 25“ Dan barangsiapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

QS. 5 : 5“ Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.

QS. 23 : 1“ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

QS. 23 : 5“ dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

QS. 24 : 30“ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

QS. 70 : 35“ Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.

Dengan mengingat apa-apa yang diungkap dalam surat dan ayat diatas, maka kekuatan pikiran untuk mengingat manusia atas sikap dan perilaku yang harus dilakukannya dengan begitu manusia akan selalu ingat dengan satu kekuatan kesadaran yang lebih tinggi dari ksadran inderawi dalam menjalankan hidup ini.

KESIMPULAN

Dengan meningkatkan kemampuan berpikir dengan niat mencari kebenaran, maka disitu terletak kekuatan dalam penggerak jiwa, apa yang disebut dengan „ Kehormatan / Kesucian diri“

Kemampuan meningkatkan hal tersebt diatas, sangat perlu untuk mengingat-ingat apa-apa yang tertuang dalam surat dan ayat diatas. Oleh karena itu, kuatkan pikiran kita dalam memupuk wujud dari kehormatan / kesucian diri.

Dengan begitu akan selalu tumbuh kebiasaan bahwa kehormatan diri itu tidak dapat dibeli atau dinilai dengan benda kecuali penilaian itu berdasarkan kejujuran dan kemuliaan hati. Kita juga akan mulia apabila bersedia menghormati orang lain.

34. KELAKUAN BAIK

Kelakuan baik membrikan gambaran tentang diri manusia yang memiliki „Jatidiri“ artinya satu kekuatan yang mempengaruhi manusia dalam dirinya sehingga akan menunjukkan wujud diri berupa 1) seseorang harus bisa menerima diri apa adanya ; 2) orang harus yakin bahwa dirinya bernilai dan merupakan bagian penting dalam komunitas yang ada ; 3) anugerah Allah Swt berupa cinta sejati yang dimilikinya.

Sejalan dengan pikiran diatas untuk menguatkan makna „kelakuan baik“ itu, cobalah renungkan ungkapan dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 2 : 104“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa`ina”, tetapi katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih.

QS. 4 : 86“ Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.

QS. 17 : 53“ Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: ” Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

QS. 24 : 27“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.

-28“ Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja) lah”, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

QS. 24 : 58“ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga `aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 -59“ Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

QS. 24 : 62“ Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mu’min ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Jadi dengan berulang kali kita membaca, apa yang diungkapkan dalam surat dan ayat diatas, akan memberi satu dorongan dalam usaha menemukan jati diri kita kedalam sifat manusia yang disebut „kelakuan baik“

KESIMPULAN

Kelakuan baik hanya dapat ditunjukkan oleh manusia, setelah orang yang bersangkutan memeliki kepercayaan diri sebagai satu kekuatan apa yang disebut dengan keyakinan yang kuat terhadap sesuatu yang dipikirkan.

Dengan pikiran itu, manusia menyadari sepenuhnya bahwa dengan „kelakuan baik“, maka akan merasakan sikap dan perilakunya selalu akan dilihat oleh keberadaan Allah Swt.

Jadi apa yang kita ungkapkan diatas merupakan daya kemauan yang kuat untuk membangun suatu kebiasaan yang dapat memberikan pengaruh pikiran terhadap kepercayaan diri.

 

MEMBANGUN AKHLAH / MORAL HURUF K

July 30, 2011

 29. KASIH (rasa)

 Apa yang terbayangkan bila kata „KASIH“ terungkit dalam pikiran kita, tidak lain adalah perasaan sayang, maka disitu terletak kekuatan cinta yang menuntun kita agar dalam sikap dan perilaku yang digerakkan oleh jiwa yang bersih.

Oleh karena itu, renungkan ungkapan dalam surat dan ayat dibawah ini sebagai kekuatan untuk mengungkit kekuatan ingatan:

QS. 30 : 21“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

KESIMPULAN

Berlandaskan dari ungkapan surat dan ayat diatas, serta sejenak kita renungkan baik-baik ungkapan itu, maka terdapat daya dorong untuk kita selalu menumbuh kembangkan dalam pikiran atas makna “KASIH” sebagai penggerak jiwa dalam kekuatan berpikir yang positif.

Dengan kekuatan berpikir postif, maka terdapat kekuatan  „Rasa kasih-sayang bakal ditanamkan pada orang-orang beriman dan beramal shaleh“ seperti apa yang terungkap dalam surat dan ayat ini dibawah ini :

SQ. 19 : 96“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

Jadi ingatlah dan renungkan kedalam pikiran agar benih „kasih sayang“ sebagai satu kekuatan yang harus ditumbuh kembangkan kedalam jiwa yang  bersih sebagai penggerak hati yang bersih.

Oleh karena itu ingat apa yang tertuang dalam surat dan ayat seperti yang tertuang dalam QS.4 : 73 „Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

Ingat pula dan renungkan surat dan ayat yang lain dalam QS. 6 : 12, 54 ; 18 : 81 ; 19 : 96 ; 20 : 39 ; 29 : 25 ; 30 : 21 ; 42 : 23 ; 48 : 29 ; 57 : 27 ; 58 : 22 ; 60 : 7 : 90 : 17. (silah dibuka untuk didalami dengan 7M)

30. KEBAJIKAN

Kata „Kebajikan“ mengandung arti kebaikan, sejalan dengan makna tersebut, maka kebiasaan pikiran harus dapat ditumbuh kembangkan agar sikap dan perilaku tertuntun oleh perbuatan baik. Oleh karena itu, cobalah renungkan surat2 dan ayat2 yang terungkap dibawah ini sebagai satu kekuatan benih jiwa untuk diamalkan dalam hidup :

QS. 2 : 215“ Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya., 224, 269, 286 ;….

QS. 3 : 115“ Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa., 134“ …

QS. 4 : 40“ Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah,

niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar., 53, 125, 127, 144 ;

 QS. 5 : 2“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya., 48, 85, 93 ….

QS. 6 : 17“ Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu., 154, 158 …..

QS. 10 : 11“ Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimang di dalam kesesatan mereka.

QS. 11 : 31“ Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): “Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib, dan tidak (pula) aku mengatakan: “Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat”, dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: “Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka”. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.

QS. 16 : 76“ Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?, 90, 128 ….

QS. 17 : 11“ Dan manusia mendo`a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo`a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.

QS. 21 : 73“ Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,

QS. 22 : 11” Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata., 77 ….

Setelah kita memahami dengan pendekatan 7 M, maka ada satu kekuatan yang menumbuhkan kebiasaan pikiran yang positif dari pemahaman kita atas surat dan ayat yang diungkapkan diatas, dengan begitu “Kebajikan” merupakan tuntunan yang harus disuburkan dalam jiwa yang bersih.

KESIMPULAN

Bertolak dari daya dorong untuk terus tumbuh dan usaha meningkatkan daya kemauan yang kuat kedalam kekuatan kebiasaan pikiran yang positif, maka kita harus mengungkit kekuatan daya ingat kedalam kebiasaan pikiran yang dituntun oleh suatu keyakinan seperti yang terungkap “Allah mengetahui kebajikan yang dikerjakan manusia” daalam  QS. 2 : 215” Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

Dan renungkan lebih lanjut “Balasan Allah terhadap orang yang berbuat bajikan “ seperti yang terungkap dalam surat dan ayat QS. 76 : 5” Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. – 22” Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).

31. KERAMAH TAMAHAN DAN KEBAJIKAN

Keramahtamahan yang menggambarkan sesuatu yang terkait dengan hal-hal yang ramah artinya kebaikan hati dan keakraban dalam pergaulan disatu sisi dan disisi lain menunjukkan gambaran karekter yang disebut kebajikan.

Dengan pikiran diatas, maka untuk mengungkit kekuatan daya ingatan dalam kebiasaan pikiran, diperlukan suatu kekuatan untuk merenung apa –apa yang terungkap dalam surat dan ayat sebagai berikut :

QS. 2 : 63“ Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa”.

QS. 3 : 134“ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

KESIMPULAN

Dengan mengungkapkan pokok pikiran yang kita ungkapkan diatas yang terkait dengan kata „Keramahtamahan dan Kebajikan“ akan menunjukkan kekuatan karekter sebagai benih kekuatan jiwa .

Oleh karena itu, agar kekuatan itu menjadi sesuatu yang dapat menjadi tuntunan dalam bersikap dan berperilaku dibutuhkan secara berkelanjutan untuk membangun kebiasaan yang mampu mengungkit daya ingat agar kita selalu siap menghadapi tantangan yang mempengaruhi dalam proses berpikir untuk tidak terbawa suatu keinginan yang mampu mendorong kedalam pikiran yang bersifat negatif.

Untuk itu ingatkan dalam pikiran kita untuk terus berpikir, bekerja dan belajar, sehingga  ungkapan dalam surat dan ayat diatas menjadi sesuatu kekuatan kebiasaan pikiran dalam membentuk karekter yang terpuji.